SEMANGAT DAN KEBERSAMAAN MEMBUAT KITA BELAJAR UNTUK MENGERTI DAN DIMENGERTI

Selasa, 17 Januari 2012


KOMPETENSI KOMPETENSI STRATEGI DAN KOMPETENSI KOMUNIKATIF

PENDAHULUAN
Siswa memerlukan banyak hal untuk dapat sukses belajar bahasa. Guru bahasa yang kompeten, kurikulum bahasa yang menjanjikan kesempatan kepada siswa untuk mempelajari konsep-konsep dan prosedur-prosedur bahasa yang penting dan bermakna, kelas   bahasa yang “berfikir”, dan yang memungkinkan setiap siswa untuk mendapatkan akses untuk    mengikuti pembelajaran bahasa yang menarik dan menantang, dan sejumlah kecakapan bahasa yang mesti dikuasai, adalah beberapa dari banyak hal penting yang diperlukan siswa agar sukses belajar bahasa.

Guru bahasa yang kompeten diperlukan oleh siswa sebagai fasilitator dalam mencapai prestasi yang optimal. Kompetensi guru yang dimaksud meliputi baik kompetensi pedagogik, kompetensi professional, kompetensi kepribadian, maupun kompetensi sosial. Dengan memiliki keempat kompetensi ini seorang guru akan mampu menjamin hak setiap siswa untuk dapat belajar dan saling belajar dalam rangka mencapai prestasi optimal mereka

ISI/PEMBAHASAN
A.KOMPETENSI KOMPETENSI STRATEGI
Strategi adalah metode khusus untuk mendekati masalah atau tugas, tahapan-tahapan operasi untuk meraih tujuan tertentu, rancangan tersusun untuk mengendalikan dan memanipulasi informasi tertentu. Oxford & Ehrman (1998, h.8)
Kompetensi  strategi adalah cara kita memanipulasi untuk memenuhi tujuan-tujuan komonikasi tertentu.
Strategi pembelajaran didalamnya mencakup pendekatan, model, metode, dan teknik secara spesifik. Pendekatan adalah konsep dasar yang melingkupi metode pembelajaran dengan cakupan teoritis tertentu. Model adalah bentun pembelajaran yang tergambar dari awal sampai akhir yang diasjikan secara khas olehguru. Metode adalah prosedur pembelajaran yang difokuskan pada pencapaian tujuan. Teknik adalah carakonkret yang dipakai saat proses pembelajaran berlangsung. Ada beberapa macam pengertian istilah daristrategi pembelajaran. Dibawah ini pengertian dari strategi pembelajaran menurut beberapa ahli yang diambildari buku Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan (2008: 126): Menurut Kemp (1995)menjelaskan bahwa strategi pembelajaran adalah suatu kegiatan pembelajaran yang harus dikerjakan guru dan siswa agar tujuan pembelajaran dapat tercapai secara efektif dan efisien. Menurut Dick and Carey (1985) menyebutkan bahwa strategi pembelajaran itu adalah suatu set materi dan prosedur pembelajaran yang digunakan secara bersama-sama untuk menimbulkan hasil belajar pada siswa. Dari kedua pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa strategi pembelajaran adalah suatu kegiatan perencanaan yang dilaksanakan secara bersama-sama antara guru dan siswa untuk mencapai tujuan pembelajaran secara optimal. Dalam kamuslengkap bahasa Indonesia dijelaskan bahwa strategi adalah siasat untuk mencapai sesuai maksud dan tujuanyang telah direncanakan. Menurut Miarso (2004) dalam Bukunya Warsita (2008: 266) menyatakan bahwa pembelajaran adalah usaha mengelola lingkungan dengan sengaja.
Strategi Pembelajaran – Secara umum strategi dapat diartikan sebagai suatu garis-garis besar haluan untuk bertindak dalam usaha mencapai sasaran yang telah ditentukan. Dihubungkan dengan belajar mengajar, strategi juga bisa diartikn sebagai pola-pola umum kegiatan guru dan anak didik dalam perwujudan kegiatan belajar mengajar untuk mencapai tujuan yang telah digariskan. Dalam dunia pendidikan, strategi diartikan sebagai perencanaan yang berisi tentang rangkaian kegiatan yang didesain untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu (Sanjaya, 2007 : 126). Kemp (1995) menjelaskan bahwa strategi pembelajaran adalah suatu kegiatan pembelajaran yang harus dikerjakan guru dan siswa agar tujuan pembelajaran dapat dicapai secara efektif dan efisien. Dari pendapat tersebut, Dick and Carey (1985) juga menyebutkan bahwa strategi pembelajaran itu adalah suatu set materi dan prosedur pembelajaran yang digunakan secara bersama-sama untuk menimbulkan hasil belajar pada siswa (Sanjaya, 2007 : 126).
Dari pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa strategi pembelajaran merupakan suatu rencana tindakan (rangkaian kegiatan) yang termasuk juga penggunaan metode dan pemanfaatan berbagai sumber daya/kekuatan dalam pembelajaran. Ini berarti bahwa di dalam penyusunan suatu strategi baru sampai pada proses penyusunan rencana kerja belum sampai pada tindakan. Strategi disusun untuk mencapai tujuan tertentu, artinya disini bahwa arah dari semua keputusan penyusunan strategi adalah pencapaian tujuan, sehingga penyusunan langkah-langkah pembelajaran, pemanfaatan berbagai fasilitas dan sumber belajar semuanya diarahkan dalam upaya pencapaian tujuan. Namun sebelumnya perlu dirumuskan suatu tujuan yang jelas yang dapat diukur keberhasilannya. Menurut Djamarah (2002 : 5-6) ada empat strategi dasar dalam belajar mengajar yang meliputi hal-hal sebagai berikut: Mengidentifikasi serta menetapkan spesifikasi dan kualifikasi perubahan tingkah laku dan kepribadian anak didik sebagaimana yang diharapkan. Memilih sistem pendekatan belajar mengajar berdasarkan aspirasi dan pandangan hidup masyarakat. Memilih dan menetapkan prosedur, metode dan teknik belajar mengajar yang dianggap paling tepat dan efektif sehingga dapat dijadikan pegangan oleh guru dalam menunaikan kegiatan mengajarnya.

B. KOMPETENSI KOMUNIKASI

            Istilah kompetensi komunikatif (CC) diciptakan oleh Dell Hymes(1972, 1967), seorang pakar sosiolinguistik yang yakin bahwa pengertian Chomsky(1965) tentang kompetensi (lihat Bab 2) terlalu sempit. Menurut Hymes, “Kreativitas yang ditentukan oleh kaidah” dari Chomsky yang mendeskripsikan sedemikian bagus tentang perkembangan tata bahasa anak usia 3 atau 4 tahun tidak cukup menjelaskan kaidah-kaidah sosial dan fungsional bahasa.
Pada tahun 1970-an, penelitian tentang CC membedakan antara kompetensi linguistic dan komunikatif (Paulston, 1974; Hymes, 1967) untuk menyoroti perbedaan antara pengetahuan “tentang” bentuk-bentuk bahasa dan pengetahuan yang memungkinkan seseorang berkomunikasi secara fungsional dan interaktif..
Kompetensi komunikasi mengacu pada kemampuan anda untuk berkomunikasi secara efektif (Spitzberg dan Cupach, 1989). Kompetensi ini mencakup hal-hal seperti pengetahuan tentang peran lingkungan (konteks) dalam mempengaruhi kandungan (content) dan bentuk pesan komunikasi (misalnya, pengetahuan bahwa suatu topik mungkin layak dikomunikasikan kepada pendengar tertentu di lingkungan tertentu, tetapi mungkin tidak layak bagi pendengar dan lingkungan yang lain). Pengetahuan tentang tatacara perilaku nonverbal (misalnya kepatutan sentuhan, suara yang keras, serta kedekatan fisik) juga merupakan bagian dari kompetensi komunikasi.
Dengan meningkatkan kompetensi anda, anda akan mempunyai banyak pilihan berperilaku. Makin banyak anda tahu tentang komunikasi (artinya, makin tinggi kompetensi anda), makin banyak pilihan, yang anda punyai untuk melakukan komunikasi sehari-hari. Proses ini serupa dengan proses mempelajari perbendaharaan kata: Makin banyak kata anda ketahui (artinya, makin tinggi kompetensi perbendaharaan kata anda), makin banyak cara yang anda miliki untuk mengungkapkan diri.
Karya berpengaruh dalam pendefinisian CC yang ditulis oleh Michael Canale dan Meerill Swain (1980), masih menjadi rujukan utama bagi hampir semua diskusi tentang CC sehubungan dengan pengajaran bahasa kedua. Mereka merumuskan empat komponen, atau subkategori yang berbeda membangun konsep CC. Dua subkategori yang pertama mencerminkan penggunaan sistem linguistik dan duan yang terakhir mendefenisikan aspek-aspek fungsional komunikasi.
1.         Kompetensi gramatikal adalah aspek CC yang meliputi ”pengetahuan tentang item-item leksikal dan kaidah morfologi, sintaksis, semantik kalimat tata bahasa dan fonologi” (Canale & Swain, 1980, h.29)
2.         Subkategori kedua adalah kompetensi wacana, yang bisa dikatakan pelengkap dari kompetensi gramatikal.
3.         Kompetensi sosiolinguistik adalah pengetahuan tentang kaidah-kaidah sosial budaya bahasa dan wacana.
4.         Subkategori keempat adalah kompetensi strategis, sebuah konsep yang luar biasa kompleks. Canale dan Swain (1980, h. 30) menggambarkan kompetensi strategis sebagai ”strategi komunikasi verbal dan nonverbal yang bisa dipakai untuk mengimbangi kemacetan dalam komunikasi karena variabel-variabel perfoma atau karena kompetensi yang tidak memadai”.

PENUTUP

            Dari pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa strategi pembelajaran merupakan suatu rencana tindakan (rangkaian kegiatan) yang termasuk juga penggunaan metide dan pemanfaatan berbagai sumber daya/kekuatan dalam pembelajaran. Ini berarti bahwa di dalam penyusunan suatu strategi baru sampai pada proses penyusunan rencana kerja belum sampai pada tindakan. Strategi disusun untuk mencapai tujuan tertentu, artinya disini bahwa arah dari semua keputusan penyusunan strategi adalah pencapaian tujuan, sehingga penyusunan langkah-langkah pembelajaran, pemanfaatan berbagai fasilitas dan sumber belajar semuanya diarahkan dalam upaya pencapaian tujuan.
            Sedangkan kompetensi komunikasi (CC) dipandang sebagi sebuah kombinasi tindakan, serangkaian elemen dengan maksud dan tujuan. Komunikasi bukan sekadar sebuah peristiwa, sesuatu yang terjadi; komunikasi merupakan fungsional, bertujuan, dan dirancang untuk mendatangkan efek-suatu perubahan.



DAFTAR PUSTAKA

Brown, Doglas H.. 2007. Prinsip Pembelajaran dan Pengajaran Bahasa. Jakarta: Pearson Education, inc.
Johnson, Elaine B. 2011. Contextual Teaching and Learning: Menjadikan Kegiatan Belajar-Mengajar Mengasyikkan dan Bermakna. Bandung: kaifa Learning.
Pace, R. Wayne Faulos, Don F, 2002, Komunikasi Organisasi: Strategi meningkatkan kinerja perusahaan.  Bandung: PT Remaja Rosdakarya

Tidak ada komentar:

Posting Komentar