SEMANGAT DAN KEBERSAMAAN MEMBUAT KITA BELAJAR UNTUK MENGERTI DAN DIMENGERTI

Selasa, 17 Januari 2012

Makalah KOMPETENSI STRATEGIK DAN KOMPETENSI KOMUNIKATIF DALAM PEMBELAJARAN BAHASA Oleh: Hasan Kamaruddin


Makalah
KOMPETENSI STRATEGIK DAN KOMPETENSI KOMUNIKATIF DALAM PEMBELAJARAN BAHASA


Makalah Diajukan untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Landasan Pembelajaran Bahasa
Dosen Pengampu: Dr. Budinuryanta Yohanes, M.Pd.


BAB I
PENDAHULUAN


Bahasa merupakan sistem komunikasi yang amat penting bagi manusia  antara. Bahasa merupakan alat komunikasi manusiayang tidak terlepas dari arti atau makna pada setiap perkataan yang diucapkan.Sebagai suatu unsur yang dinamik, bahasa senantiasa dianalisis dan dikaji dengan menggunakanperbagai pendekatan untuk mengkajinya. Antara lain pendekatan yang dapat digunakan untuk mengkajinya bahasa melalui pembelajaran kompetensi strategi.
Kompetensi strategi adalah adalah cara kita memanipulasi bahasa untuk tujuan tujuan komunikatif tertentu. Komunikasi bisa dipandang sebagai sebuah kombinasi tindakan,serangkaian elemen dengan maksud dan tujuan.Komunikasi bukan sekadar sebuah peristiwa, sesuatu yang terjadi; komunikasi merupakan fungsional, bertujuan, dan dirancang untuk mendatangkan efek suatu perubahan, betapapunsubtil dan tidak terdeteksi untuk bagi lingkungan pendengar dan penutur. Komunikasi adalah serangkaian aksi-aksi komunikatif atau aksi wcara, memijam istilah Jhon Austin(1962)
Kebijakan pemerintah memberlakukan Kurikulum Berbasis Kompetensi (selanjutnya disebut KBK) adalah sangat rasional mengingat pendidikan berbasis kompetensi adalah pendidikan yang harus dimiliki oleh lulusan suatu jenjang pendidikan.Kompetensi lulusan suatu jenjang pendidikan, sesuai dengan tujuan pendidikan nasional, mencakup komponen pengetahuan, keterampilan, kecakapan, kemandirian, kreativitas, kesehatan, akhlak, ketakwaan, dan kewarganegaraan (Depdiknas, 2003).






BAB II
PEMBAHASAN


2.1  Kompetensi Strategik
Kompetensi menunjuk pada pengetahuan dasar seseorang tentang sistem, kejadian, atau fakta.Ini kemampuan yang tak teramati dalam melakukan sesuatu, dalam menampilkan sesuatu.Performa adalah manifestasi yang konkret dan bias diamat, atau realisasi atas kompetensi. Ini adalah tindakan nyata seperti: berjalan, menyanyi, menari, berbicara.
Menurut UU No. 20/2003 tentang Sisdiknas penjelasan pasal 35 (1):
“Kompetensi lulusan merupakan kualifikasi kemampuan lulusan yang mencakup sikap, pengetahuan, dan keterampilan sesuai dengan standard nasional yang telah disepakati”
Menurut UU No. 13/2003 tentang Ketenagakerjaan: pasal 1 (10)
“Kompetensi adalah kemampuan kerja setiap individu yang mencakup aspek pengetahuan, keterampilan dan sikap kerja yang sesuai dengan standar yang ditetapkan”
Pengertian Competency Based Training (CBT)” Sebuah pendekatan pada pelatihan yang menekankan pada apa yang seorang individu dapat mendemontrasikan: pengetahuannya, ketrampilan serta sikap profesional, di tempat kerja, sesuai dengan standard Industri sebagai hasil dari training”
Jadi dapat disimpulkan bahwa kompetensi adalah sebuah pernyataan terhadap apa yang seseorang harus lakukan ditempat kerja untuk menunjukan pengetahuannya, keterampilannya dan sikap sesuai dengan standar yang dipersyaratkan.
Kata “strategi” berasal dari turunan kata bahasa Yunani, “stratÄ“gos”.yang dapat diterjemahkan sebagai ‘komandan militer’ pada zaman demokrasi Athena.
Strategi adalah metode khusus untuk mendekati masalah atau tugas untuk meraih tujuan tertentu, rancangan tersusun untuk mengendalikan dan memanipulasi informasi tertentu. Oxford dan Ehman (1998, h.8) Mendefinisikan strategi pembelajaran bahasa kedua sebagai “ tindakan, perilaku, langkah,atau teknik spesifik yang dipakai oleh siswa untuk meningkatan pembelajaran mereka sendiri.
Pengertian Strategi Pembelajaran.  Istilah strategi mula-mula dipakai dikalangan militer dan diartikan sebagai seni dalam merancang (operasi) peperangan terutama yang erat kaitannya dengan gerakan pasukan dalam posisi perang yang dipandang menguntungkan untuk memperoleh kemenangan.
Dewasa ini istilah strategi banyak dipinjam oleh bidang-bidang ilmu lain termasuk bidang pendidikan. Pengertian strategi menurut istilah berasal dari bahasa Yunani stratogos yang berarti keseluruhan usaha termasuk perencanaan, cara dan taktik yang digunakan untuk mencapai hasil yang maksimal.
Jadi secara umum strategi mempunyai pengertian “sebagai suatu garis besar haluan dalam bertindak untuk mencapai sasaran yang telah ditentukan”. Manurut Nana Sudjana dalam bukunya Dasar-dasar Proses Belajar Mengajar, menjelaskan bahwa strategi mengajar merupakan tindakan guru dalam menggunakan beberapa variabel pengajaran seperti tujuan, bahan, metode, dan alat serta evaluasi agar dapat mempengaruhi siswa mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
Strategi adalah tindakan nyata dari guru atau praktek guru melaksanakan pengajaran melalui cara tertentu yang dinilai lebih efektif dan efisien. Dengan kata lain strategi adalah politik atau taktik yang digunakan guru dalam proses pembelajaran di kelas.
Sedangkan pembelajaran adalah proses belajar mengajar di kelas yang dilakukan oleh pendidik dan peserta didik dilingkungan sekolah. Karena belajar adalah serangkaian kegiatan jiwa raga untuk memperoleh sesuatu perubahan tingkah laku sebagai hasil dari pengalaman individu/ siswa dalam interaksi dengan lingkungan yang menyangkut kognitif, afektif dan psikomotorik.
Kompetensi  strategis  adalah sebuah konsep strategi komunikasi verbal dan nonverbal yang bisa dipakai untuk mengimbangi  kemacetan dalam komunikasi karena variable-variabel performa atau kompetensi  yang  tidak  memadai”. Savigon (1983, h. 40) memodfikasi deskripsi itu menjadi “ strategi-strategi yang digunakanseseorang untuk mengimbangi pengetahuan yang tidak sempurna tentang  kaidah atau faktor-faktor yang membatasi penggunaan strategi-strategi itu seperti keletihan, kelalaian, atau tidak memperhatikan”. Pendeknya kompetensi inilah yang mendasari kemampuan kita untuk melakukan perbaikan, mengatasi kekurangan pengetahuan, dan menopang komunikasi dengan “penyederhanaan, penyampaian tidak langsung, pengulangan, keraguan, penghindaran, dan terkaan, maupun pergeseran register  dan gaya.
Kompetensi strategis menduduki sebuah tempat yang khusus dalam pemahan komunikasi.Sesungguhnya, defenisi kompetensi strategis terbatas pada pengertian “strategis-strategis kompensasi” tidak mampu merangkum spectrum utuh konsep itu. Dalam sebuah upaya menindaklajuti artikel sebelumnya (Canale dan Swain, 1980), Swain (1984,h. 189) memperbaiki pengertian kompetensi strategis sebelum menjadi “strategi-strategi komunikasi yang bisa digunakan untuk meningkatkan efetivitas komunikasi maupun mengimbangi kemacetan”. Yule dan Tarone ( 1990, h. 181) juga menyebut kompetensi strategis sebagai “kemampuan memilih sebuah sarana efektif untuk menampilkan sebuah aksi komuniasi yang memungkinkan pendengar/pembacamengenali rujukan yang dimaksud”. Maka, semua strategi komunikas yang dibicarak an bisa dipandang  muncul dari kompetensi strategis seseorang. Bahkan, kompetensi strategis adalaj cara kita memanipulasi bahasa untuk memenuhi  tujuan-tujuan komunikatif  tertentu. Seorang pembicara yang mumpuni mempunyai dan menggunakan sebuah kompetensi strategis yang canggih. Seorang wiraniaga menggunakan strategi-strategi komunikasi tertentu yang  membuat sebuah produk tampak menggiurkan. Seorang teman membujuk Anda untuk melakukan sesuatu yang luar biasa dengan mengerahkan strategi-strategi komunikatif untuk keperluan itu.
Dari uraian di atas penulis dapat menyimpulkan bahwa pengertian strategi pembelajaran adalah suatu teknik dan metode mengajar seorang guru dalam proses pembelajaran agar siswa siswinya mampu menyerap, mengaflikasikan dan mengamalkan ilmu dan materi pendidikan agama Islam dari pendidik agar tercapai tujuan pendidikan.
Dari pengertian di atas dapat disipulkan bahwa strategi pembelajara merupakan suatu rencana tindakan (rangkaian kegiatan) yang termasuk juga penggunaan metode dan pemafaatan berbagai sumber daya/kekuatan dalam pembelajaran. Ini berarti dalam penyusunan suatu strategi baru sampai pada proses penyusunan rencana kerja belum sampai pada tindakan. Strategi disusun untuk mencapai tujuan tertentu.Artinya di sini bahwa arah dari semua keputusan penyusunan strategi adalah pencapaian tujuan, sehingga penyusunan langkah-langkah pembelajaran, pemanfaatan berbagai fasilitas dan sumber belajar semuanya diarahkan dalam upaya pencapaian tujuan.Namun sebelumnya perlu dirumuskan suatu tujuan yang jelas yang dapat diukur keberhasilannya.

2.2  Kompetensi Komunikatif
Pembelajaran kompetensi komunikatif muncul pada 1960-an di In. Hal ini dilatarbelakangi oleh pemikiran para ahli bahasa yang berasumsi bahwa perlu memusatkan perhatian pada “kemampuan komunikatif” (communicative competence). Akan tetapi istilah kompetensi komunikatif untuk pertama kali diprakarsai oleh Dell Hymes (1972) dalam artikelnya yang berjudul On Communicative Competence. Isinya berupa pemaparan definisi kompetensi komunikatif, yaitu penguasaan secara naluri yang dipunyai seorang penutur asli untuk menggunakan dan memahami bahasa secara wajar (appropriately) dalam proses berkomunikasi/berinteraksi dengan orang lain, dan dalam hubungannya dengan konteks sosial (lih. Stern, 1983:229 dalam Subyakto-N, 1988:56).
Dalam kegiatan pembelajaran bahasa terimplikasikan bahwa kegiatan belajar berpusat pada siswa (student centre).Keberadaannya dalam kurikulum berbasis kompetensi, pembelajaran bahasa didasarkan pada upaya rasional dari fungsi bahasa sebagai media berkomunikasi.
Sejauh dalam pelaksanaanya, pembelajaran bahasa itu didasarkan pada sejumlah model kompetensi yang berhubungan erat dengan bidang bahasa yang melihat kompetensi berbahasa dari berbagai perpektif, diantaranya adalah kompetensi komunikatif.kompetensi komunikatif merujuk kepada kemampuan kita menggunakan bahasa untuk interaksi sosial dan komunikatif (Azies & Alwasilah, 1996:26).
Dalam kaitannya dengan kompetensi komunikatif, Savignon (1972) dalam Azies & Alwasilah (1996:26) diantaranya menjabarkan garis besar karakteristik kompetensi komunikatif, yaitu bersifat context-specific.artinya, komunikasi selalu berlangsung dalam situasi atau konteks tertentu. pengguna bahasa yang secara komunikatif kompeten akan tahu bagaimana membuat pilihan-pilihan yang tepat dalam register dan gaya sesuai dengan situasi tempat komunikasi terjadi.
Konteks situasi dalam komunikasi dimaksud merujuk kepada tingkat keterampilan berbahasa, meliputi; mendengarkan, berbicara, membaca, dan menulis.dalam kaitannya dengan pembelajaran, keempat keterampilan berbahasa itu haruslah memenuhi porsi yang seimbang, sesuai dengan tema, dan berada dalam komunikasi serta interaksi sosial.

2.2.1 Prinsip Pembelajaran Kompetensi Komunikatif

Dilatarbelakangi oleh kajian Brumfit & Johnson (1979), Savignon (1972) dan Littlewood (1981), Azies & Alwasilah, 1996:24 merumuskan beberapa prinsip pembelajaran kompetensi komunikatif, diantaranya:
1.     Pembelajar akan belajar bahasa dengan baik bila ia diperlakukan sebagai individu yang memiliki kebutuhan dan minat.
2.      Pembelajar akan belajar bahasa dengan baik bila ia diberikan kesempatan untuk berpartisipasi dalam penggunaan bahasa sasaran secara komunikatif dalam berbagai macam aktivitas.
3.     Pembelajar akan belajar bahasa dengan baik jika dipajangkan (esposed) ke dalam data komunikatif yang bisa dipahami dan relevan dengan kebutuhan dan minatnya.
4.     Pembelajar akan belajar bahasa dengan baik bila ia secara sengaja memfokuskan pembelajarannya kepada bentuk, keterampilan, dan strategi untuk mendukung proses pemerolehan bahasa.
5.     Pembelajar akan belajar bahasa dengan baik bila ia dibeberkan dalam data sosiokultural dan pengalaman langsung dengan budaya menjadi bagian dari bahasa sasaran.
6.     Pembelajar bahasa akan belajar bahasa dengan baik jika ia menyadari akan peran dan hakikat bahasa dan budaya.
7.     Pembelajar akan belajar bahasa dengan baik jika ia diberi umpan balik yang tepat yang menyangkut kemajuan mereka.
8.     pembelajar akan belajar bahasa dengan baik jika ia diberi kesempatan untuk mengatur pembelajaran meerka sendiri.
Menurut Djamarah (2002:5-6) ada empat strategi dasar dalam belajar mengajar yang meliputi hal-hal sebagai berikut:
1.     Mengindentifikasi serta menetapkan spesifikasi dan kualifikas perubahan tingkah laku dan kepribadian peserta didiksebagaimana yang diharapkan.
2.     Memilih sistem pendekatan belajar mengajar berdasarkan aspirasi masyarakat.
3.     Memilih dan menetapkan prosedur, metode dan teknik belajar mengajar yang diangap paling tepat dan efektif sehingga dapat dijadikan pegangan oleh guru dalam menunaikan kegiatan mengajarnya.
4.     Memetapkan norma-norma dan batas minimal keberhasilan atau kriteria atau standar keberhasilan dapat dijadikan pedoman oleh guru dalam melakukan evaluasi hasil kegiatan belajar mengajaryang selanjutnya akan dijadikanumpan balik buat penyempurnaansistem instruksionalyang bersangkutan secara keseluruhan.
Dari batasan di atas, dapat digambarkan bahwa ada empat pokok masalah yang sangat penting yang dapat dan harus dijadikan pedoman dalam pelaksanaan kegiatan belajar mengajar agar dapat berhasil sesuai dengan yang diharapkan.
Pertama, dapat dilihat bahwa apa yang dijadikan sasaran dari kegiatan belajar mengajar. Sasaran yang dituju harus jelas dan terarah, olehn karena itu  maka tujuan dari pengajaran yang dirumuskan harus jelas konkret, sehingga mudah dipahamioleh peserta didik.
Kedua, memilih cara pendekatan belajar mengajar yang dianggap paling tepat dan efektif untuk mencapai sasaran. Dan disini dapat dilihat bahwa bagaimana cara seorang guru memandang suatu persoalan, konsep, pengertian dan teori apa yang harus digunakan oleh seorang guru dalam memecahkansuatu kasus, akan mempengaruhi hasilnya.
Ketiga, memilih dan menetapkan prosedur, metode dan teknik belajar mengajar yang dianggap paling tepat dan efektif.Metode dan teknik penyajianuntuk memotivasi peserta didikagar mampu menerapkan pengetahuan da pengalamanuntuk memecahkan masalah.
Keempat, menetapkan nnorma-norma atau kriteria keberhasilan sehingga guru mempunyai pegangan yang dapat dijadikan sebagai ukuran untuk menilai sampai sejauh mana keberhasilan tugas-tugas yang telah dilakuakan. Sehingga suatu program baru bias diketahui keberhasilannya setelah dilakukan evaluasi. Sistem penilaian dalam kegiata belajar mengajarmerupakan salah satu strategi yang tidak bias dipisahkan dengan strategi dasar yang lain.
Menurut  Sanjaya (2007: 286) ada beberapa strategi pembelajaran yang harus dilakukan oleh seorang guru, yaitu:
a.     Strategi pembelajaran ekspositori.
b.     Strategi pembelajaran ingkuiri.
c.      Strategi pembelajaran berbasis masalah.
d.     Strategi pembelajaran  peningkatan kemampuan berpikir.
Namun jika ditinjau dari kompetensi komunikatif, strategi yang sesuai dalam proses pembelajaran komunikatif adalah ingkuiri, berbasis masalah, dan strategi pembelajaran peningkatan kemampuan berpikir. Hal tersebut dilihat dari sifat pembelajaran dari ketiga strategi itu menggunakan cara aktif yang menggerakkan seluruh kemampuan peserta didik.

2.2.2 Strategi Pembelajaran Ingkuiri
Inkuiri berasal dari kata to inquire yang berarti ikut serta, atau terlibat, dalam mengajukan pertanyaan-pertanyaan, mencari informasi, dan melakukan penyelidikan.Ia menambahkan bahwa pembelajaran inkuiri ini bertujuan untuk memberikan cara bagi siswa untuk membangun kecakapan-kecakapan intelektual (kecakapan berpikir) terkait dengan proses-proses berpikir reflektif. Jika berpikir menjadi tujuan utama dari pendidikan, maka harus ditemukan cara-cara untuk membantu individu untuk membangun kemampuan itu.
Selanjutnya Sanjaya (2008;196) menyatakan bahwa  ada beberapa hal yang menjadi ciri utama strategi pembelajaran inkuiri. Pertama, strategi inkuiri menekankan kepada aktifitas siswa secara maksimal untuk mencari dan menemukan, artinya pendekatan inkuiri menempatkan siswa sebagai subjek belajar. Dalam proses pembelajaran, siswa tidak hanya berperan sebagai penerima pelajaran melalui penjelasan guru secara verbal, tetapi mereka berperan untuk menemukan sendiri inti dari materi pelajaran itu sendiri. Kedua, seluruh aktivitas yang dilakukan siswa diarahkan untuk mencari dan menemukan sendiri dari sesuatu yang dipertanyakan, sehingga diharapkan dapat menumbuhkan sikap percaya diri (self belief). Artinya dalam pendekatan inkuiri menempatkan guru bukan sebagai sumber belajar, akan tetapi sebagai fasilitator dan motivator belajar siswa. Aktvitas pembelajaran biasanya dilakukan melalui proses tanya jawab antara guru dan siswa, sehingga kemampuan guru dalam menggunakan teknik bertanya merupakan syarat utama dalam melakukan inkuiri. Ketiga, tujuan dari penggunaan strategi pembelajaran inkuiri adalah mengembangkan kemampuan intelektual sebagai bagian dari proses mental, akibatnya dalam pembelajaran inkuiri siswa tidak hanya dituntut agar menguasai pelajaran, akan tetapi bagaimana mereka dapat menggunakan potensi yang dimilikinya.

2.2.3 Strategi Pembelajaran Berbasis Masalah
Model strategi ini adalah model pembelajaran yang bertumpu kepada pengembangan kemampuan peserta didik melalui telaah fakta-fakta atau pengalaman peserta didik sebagai bahan untuk memecahkan masalah yang diajarkan.
Dalam hal ini, inti pembelajaran berbasis masalah adalah menggunakan masalah dunia nyata sebagai konteks bagi siswa untuk berpikir kritis dan pemecahan masalah. Pendapat Moffit (dalam Umaedi, 2002:12) dalam pembelajaran berbais masalah, siswa terlibat aktif dalam penyelidikan untuk pemecahan masalah yang mengintegrasikan ketrampilan dan konsep dari berbagai isi materi pelajaran, mensintesa, dan mempresentasikan penemuannya kepada orang lain.
Asumsi utama dalam pembelajaran berbasis masalah yaitu bahwa permasalahan dijadikan sebagai pemandu, sebagai kesatuan dan alat evaluasi, sebagai contoh, dan sebagai sarana untuk melatih siswa.
Pembelajaran Berbasis Masalah (PBL) terdiri dari lima tahapan yang dimulai dari guru menghadirkan suatu masalah nyata dan diakhiri dengan penyajian dan analisis hasil kerja siswa. Tahap-tahap Pembelajaran Berbasis Masalah (PBL) disajikan dalam table berikut:

2.2.4 Strategi Pembelajaran Kemapuan Berpikir
Strategi pembelajaran kemapuan berpikir merupakan strategi pembelajaran yang menekankan kepada kemampuan berpikir peserta didik.Dalam pembelajaran ini materi pelajaran tidak disajikan begitu saja kepada peserta didik, akan tetapi peserta didik dibimbing untuk proses menemukan sendiri yang harus dikuasai melalui proses dialogis yang terus menerus dengan memanfaatkan pengalaman peserta didik.
Dari pengertian di atas terdapat beberapa hal yang terkandung di dalam strategi pembelajaran peningkatan kemampuam berpikir.
Pertama, strategi pembelajaran ini adalah model pembelajaran yang bertumpu pada pengembangan kemampuan berpikir, artinya tujuan yang ingin dicapai dalam pembelajaran adalah bukan sekedar peserta didik dapat menguasai sejumlah materi pelajaran, akan tetapi bagaimana peserta didik dapat mengembangkan gagasan,-gagasan, ide-ide melalui kemampuan berbahasa secara verbal.
Kedua, telaahan fakta-fakta sosial atau pengalaman sosial merupakan dasar pengembangan gagasan dan ide-ide didasarkan kepada pengalaman sosial peserta didik dalam kehidupan sehari-hari dan berdasarkan kemampuan peserta didik untuk mendeskripsikan hasil pengamatan peserta didik terhadap berbagai fakta dan data yang mereka peroleh dalam kehidupan sehari-hari.
Ketiga, sasaran terakhir strategi pembelajaran peningkatan kemampuan berpikiradalah kemampuan peserta didik untuk memecahkan masalah-masalah sosial sesuai taraf perkembangan peserta didik.




BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Pembiasaan penggunaanstrategi komunikatif pada proses pembelajaran terhadap peserta didik akan terimplementasi terhadap pelaksanaan praktik industri di lapangan. Khususnya terjadipada  peserta didik kelas XI Jurusan Budidaya Tanaman, Jurusan Budidaya Peternakan, dan Budidaya Perikanan.pembelajaran ini mendidik peserta didik untuk mandiri. Ketika siswa melaksanakan praktik industri tentu akan berinteraksi atau berkomunikasi dengan para petani. Siswa melaksanakan praktik industri berarti mengadakan pembelajaran strategi komunikatif.
Siswa diharapkan bisa memecahkan masalah dan mencari solusi permasalahan yang dihadapi oleh para petani budidaya tanaman kelapa sawit, petani ternak,dan petani tambak. Peranan siswa di sini tentu sangat bermanfaatbagi para petani pada umum.Dalam melaksanan Pendidkan sistem Ganda siswa mengajak para petani untuk membentuk kelompok memecahkan masalah tentang buah kelapa sawit t, budidaya ternak, dan budidaya ikan(tambak) yang didampingi oleh guru pembimbing dari pihak sekolah.
Secara umum dikatakan bahwa pembelajaran strategi komunikatif, peserta didik SMK Negeri 2 Tanah Grogot ketika melaksanakan pratik industri di Dunia Industri dan Dunia Usaha selama tiga bulan lamanya sangat relevan dengan pembelajaran strategi komunikatif.











DAFTAR PUSTAKA

Azies, Furqanul & A. Chaedar Alwasilah. 1996. Pengajaran Bahasa Komunikatif. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Brown, Douglas H. 2008. Prinsip Pembelajaran dan Pengajaran Bahasa, Edisi Kelima. Jakarta: Kedutaan Besar Amerika Serikat di Jakarta.

Depdiknas, Direktorat Jenderal pendidikan Dasar dan Menengah. 2003. Kurikulum 2004 SMA, Pedoman Khusus Pengembangan Silabus dan Penilaian. Jakarta.

Efendi, Arianto. 24 Juni 2007.Strategika.http://strategika.wordpress.com/2007/06/24/pengertian-strategi/. Diambil tanggal 16 Januari 2012.

Herdian, 27 Mei 2010.Model Pembelajaran Ingkuiri. http://herdy07.wordpress.com/2010/05/27/model-pembelajaran-inkuiri/. Diambil tanggal 16 Januari 2012.

Kusuma, Afandi. 2009. Tugas dan Catatan Sekolah. http://mengerjakantugas.blogspot.com/2009/03/pengertian-kompetensi.html. Diambil tanggal 16 Januari 2012.

Sari, Nur Fatimah. 2009. Efektivitas Penerapan Pembelajaran Berbasis Masalah dan Teknik Peta Konsep dalam Meningkatkan Proses dan Hasil Belajar Mata Pelajaran Ekonomi Siswa Kelas X6SMAN 2 Malang Semester Genap Tahun Ajaran 2006-2007. http://fe.um.ac.id/wp-content/uploads/2010/03/Nur-Fatimah-Edit.pdf. Diambil tanggal 16 Januari 2012.

Subyakto-N, Sri Utari. 1988. Metodologi Pengajaran Bahasa. Jakarta: Depdikbud, Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi.
Susanto, Eko. 13 Juli 2011.Menatap Ilmu. http://menatap-ilmu.blogspot.com/2011/07/pengertian-strategi-pembelajaran.html. Diambil tanggal 16 Januari 2012.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar